pusatkatilayu.com | Sampai saat ini masih sering diperdebatkan dikalangan para penghobi mancing soal kejituan antara umpan aci sagu yang baru dan yang sisa mancing kemarin alias umpan lama. Banyak yang berpendapat umpan aci sagu baru lebih jitu ketimbang umpan sisa. Sementara itu, tidak sedikit juga yang beranggapan bahwa umpan aci sagu sisa mancing yang kemarin lebih ampuh dibanding yang masih baru. Mana yang benar?
Secara teori, umpan mancing yang masih baru tentu masih memiliki aroma yang sangat kuat, termasuk aroma essennya, sementara umpan sisa/ umpan lama aromanya sudah mulai berkurang. Sehingga umpan baru jauh lebih ampuh untuk mancing ketimbang umpan sisa kemarin. Namun begitu, pemancing yang beranggapan bahwa umpan lama lebih jitu ketimbang umpan baru juga ada benarnya.
Umpan sisa mancing kemarin/ umpan lama bisa jadi lebih jitu untuk mancing ketimbang umpan yang baru diracik. Hal ini bisa disebabkan beberapa faktor, salah satunya dipengaruhi oleh faktor kekerasan umpan itu sendiri, atau akibat penggunaan essen yang terlalu banyak. Karena seperti yang telah kita ketahui, setiap bahan-bahan umpan yang akan kita gunakan harus ditakar sedemikian rupa agar dapat menghasilkan rasa dan aroma yang sesuai.
Penggunaan air dalam meracik umpan aci sagu atau ongol-ongol juga sangat perlu untuk diperhatikan, karena penggunaan air akan mempengaruhi hasil akhirnya. Terlalu banyak air akan menjadikan umpan sagu sangat lembek sehingga sulit dikaitkan ke kail. Sering terjadi umpan terlepas saat kita melemparkannya. Untuk kasus seperti ini, mungkin umpan akan lebih bagus lagi jika digunakan untuk mancing dikeesokan harinya.
Selain air, penggunaan essen dalam umpan mancing harus disesuaikan dengan kondisi air dan cuaca. Penggunaan essen yang terlalu banyak/ sedikit akan sangat mempengaruhi keampuhan umpan aci sagu yang kita buat. Terlalu sedikit dalam menggunakan essen dapat mengakibatkan ikan tidak mendekat, sementara jika terlalu banyak umumnya ikan hanya berkumpul dilapak namun enggan memakan umpan yang ada pada kail pancing. Untuk itu, kita perlu perhitungan yang cermat agar mendapatkan takaran yang tepat.
Nah, untuk kasus kebanyakan essen seperti ini, bisa jadi umpan ongol-ongol yang kita buat lebih bagus jika dipakai untuk mancing ikan dikeesokan harinya. Karena biasanya aroma dan rasa essen akan berkurang seiring bertambahnya waktu, sehingga yang pada awalnya takaran essen yang terlalu banyak tersebut akan menjadi pas.
Yang terakhir, tidak menutup kemungkinan umpan lama lebih jitu ketimbang umpan baru karena disebabkan faktor keyakinan dari sipemancing itu sendiri. Hal ini memang sepintas sangat tidak logis, namun percaya atau tidak bahwa keyakinan sangat menentukan dalam kehidupan kita sehari-hari, termasuk dalam masalah umpan.
Pada akhirnya, ketika membuat umpan mancing, kita harus menggunakan bahan-bahan yang tepat dengan perbandingan yang tepat pula, sesuai petunjuk atau arahan mereka yang lebih berpengalaman. Dengan demikian, usaha yang kita lakukan akan menghasilkan keyakinan dan kemantapan hati sehingga pada akhirnya umpan yang kita buat menghasilkan keampuhan yang sempurna.
Salam strike!
Aci sagu untuk membuat umpan mancing (pusatkatilayu.com) |
Umpan sisa mancing kemarin/ umpan lama bisa jadi lebih jitu untuk mancing ketimbang umpan yang baru diracik. Hal ini bisa disebabkan beberapa faktor, salah satunya dipengaruhi oleh faktor kekerasan umpan itu sendiri, atau akibat penggunaan essen yang terlalu banyak. Karena seperti yang telah kita ketahui, setiap bahan-bahan umpan yang akan kita gunakan harus ditakar sedemikian rupa agar dapat menghasilkan rasa dan aroma yang sesuai.
Penggunaan air dalam meracik umpan aci sagu atau ongol-ongol juga sangat perlu untuk diperhatikan, karena penggunaan air akan mempengaruhi hasil akhirnya. Terlalu banyak air akan menjadikan umpan sagu sangat lembek sehingga sulit dikaitkan ke kail. Sering terjadi umpan terlepas saat kita melemparkannya. Untuk kasus seperti ini, mungkin umpan akan lebih bagus lagi jika digunakan untuk mancing dikeesokan harinya.
Selain air, penggunaan essen dalam umpan mancing harus disesuaikan dengan kondisi air dan cuaca. Penggunaan essen yang terlalu banyak/ sedikit akan sangat mempengaruhi keampuhan umpan aci sagu yang kita buat. Terlalu sedikit dalam menggunakan essen dapat mengakibatkan ikan tidak mendekat, sementara jika terlalu banyak umumnya ikan hanya berkumpul dilapak namun enggan memakan umpan yang ada pada kail pancing. Untuk itu, kita perlu perhitungan yang cermat agar mendapatkan takaran yang tepat.
Nah, untuk kasus kebanyakan essen seperti ini, bisa jadi umpan ongol-ongol yang kita buat lebih bagus jika dipakai untuk mancing ikan dikeesokan harinya. Karena biasanya aroma dan rasa essen akan berkurang seiring bertambahnya waktu, sehingga yang pada awalnya takaran essen yang terlalu banyak tersebut akan menjadi pas.
Yang terakhir, tidak menutup kemungkinan umpan lama lebih jitu ketimbang umpan baru karena disebabkan faktor keyakinan dari sipemancing itu sendiri. Hal ini memang sepintas sangat tidak logis, namun percaya atau tidak bahwa keyakinan sangat menentukan dalam kehidupan kita sehari-hari, termasuk dalam masalah umpan.
Pada akhirnya, ketika membuat umpan mancing, kita harus menggunakan bahan-bahan yang tepat dengan perbandingan yang tepat pula, sesuai petunjuk atau arahan mereka yang lebih berpengalaman. Dengan demikian, usaha yang kita lakukan akan menghasilkan keyakinan dan kemantapan hati sehingga pada akhirnya umpan yang kita buat menghasilkan keampuhan yang sempurna.
Salam strike!